Di Indonesia dikenal ada 2 jenis kapolaga, yaitu kapolaga sabrang dari marga Elettaria, dankapolaga lokal dari marga Amomum. Tanaman ini dapat diperbanyak secara generatip (daribiji) maupun vegetatip. Beberapa kemungkinan faktor penyebab dominan :
Kondisi lingkungan tumbuh tanaman tidak sesuai. Untuk jenis kapolaga sabrang (seperti telah dijelaskan di atas) umumnya dapat tumbuh, berkembang dan berproduksi baik padalahan-lahan dengan ketinggian tempat > 500 m dpl (pegunungan). Sedangkan jenis kapolaga lokal, lebih sesuai untuk dataran rendah sampai menengah ( < 500 m dpl).
Faktor iklim
Seperti jumlah dan pola penyebaran curah hujan yang tidak terpenuhi. Tanaman umumnya menghendaki adanya bulan kering yang cukup tegas (3-4 bulan) dalamsatu tahun. Hal ini sangat diperlukan untuk merangsang inisiasi bunga. Sebaliknya, jumlahdan pola penyebaran curah hujan yang terlalu banyak dan hampir sepanjang tahun, jugaberdampak tidak baik dalam pembentukan buah. Bahkan pada tanaman tertentu, bakal bungayang sudah terbentuk dapat gagal (berubah) menjadi daun, bila kondisi iklim terlalu banyak hujan atau kurang pencahayaan (lama penyinaran).
Berdasarkan karakter (morfologi) bunganya, agen penyerbuk bunga kapolaga dapat oleh angin atau serangga. Dalam hal ini tidak diperolehinformasi agen mana yang lebih dominan. Kalau faktor yang lebih dominan adalah serangga,maka biasanya tidak terjadi sepanjang tahun. Artinya, hanya tahun terjadi pada tahuntertentu, mungkin karena faktor iklim yang terlalu panas (curah hujan ekstrim rendah)sehingga populasi serangga penyerbuk turun drastis. Sebaliknya, kalau kapolaganya hampirsepanjang tahun tetap berbunga normal tetapi tidak berhasil membentuk buah, makamungkin perlu kajian lebih lanjut untuk mengidentifikasi faktor penyebab yang sesungguhnya.
Pelengkap Artikel tentang Kapulaga