7 Fungsi Otak Insan (Artikel Lengkap)

Otak yaitu organ sentra dari sistem saraf manusia, dan bersama sumsum tulang belakang membentuk sistem saraf pusat. Otak terdiri dari serebrum, batang otak, dan otak kecil. Otak mengontrol sebagian besar acara tubuh, memproses, mengintegrasikan, dan mengoordinasikan informasi yang diterima dari organ indra, dan menciptakan keputusan mengenai instruksi yang dikirim ke seluruh tubuh. Otak dilindungi oleh tulang tengkorak kepala. Hal itu menciptakan otak mempunyai banyak sekali fungsi. Berikut yaitu fungsi-fungsi otak pada insan secara umum. Langsung saja kita simak yang pertama:

Baca juga: 10 Bagian-Bagian Otak Manusia Beserta Fungsinya

 Otak mengontrol sebagian besar acara badan 7 Fungsi Otak Manusia (Artikel Lengkap)hidung. Informasi ini melewati penggalan tengkorak yang relatif permeabel ke saraf penciuman. Saraf ini mentransmisikan ke korteks penciuman. Sedangkan rasa yang dihasilkan oleh reseptor di pengecap melewati  saraf wajah dan glosofaring ke kanal soliter di batang otak. Beberapa informasi rasa juga dilewatkan dari faring ke area ini melalui saraf vagus. Informasi kemudian diteruskan melalui talamus ke korteks pengecap.

3. Regulasi

Fungsi otonom otak termasuk regulasi atau kontrol ritmik denyut jantung, laju pernapasan, dan mempertahankan homeostasis.

Tekanan darah dan detak jantung dipengaruhi oleh sentra vasomotor medula, yang menimbulkan arteri dan vena menjadi mengerut dikala relaksasi. Hal ini dilakukan dengan mensugesti sistem saraf simpatik dan parasimpatik melalui saraf vagus. Informasi perihal tekanan darah dihasilkan oleh baroreseptor di aorta yang diteruskan ke otak sepanjang serabut aferen nervus vagus. Informasi perihal perubahan tekanan di sinus karotis berasal dari badan karotid yang terletak di erat arteri karotid yang dilewatkan melalui saraf yang bergabung dengan saraf glossofaringeal. Informasi ini bergerak ke inti soliter di medula. Sinyal dari sana mensugesti sentra vasomotor untuk menyesuaikan penyempitan pembuluh darah.

Otak mengendalikan laju pernapasan terutama oleh sentra pernapasan di medula dan pons. Pusat pernapasan mengendalikan respirasi dengan menghasilkan sinyal motorik yang diturunkan ke medula spinalis di sepanjang saraf frenik ke diafragma dan otot respirasi lainnya. Saraf tersebut yaitu saraf adonan yang membawa informasi sensorik kembali ke sistem saraf pusat. Ada empat sentra pernapasan yakni tiga dengan fungsi yang lebih terperinci dan satu sentra apneustik yang fungsinya masih kurang jelas. Di medula, kelompok pernapasan penggalan dorsal menimbulkan impian untuk bernapas dan mendapatkan informasi sensoris eksklusif dari tubuh. Juga di medula, kelompok pernapasan ventral mensugesti napas keluar selama pengerahan tenaga. Pons sentra pneumotoraks mensugesti durasi napas. Pusat apneustik sepertinya mempunyai efek pada inhalasi. Pusat pernapasan secara eksklusif mencicipi karbon dioksida dan pH darah. Informasi perihal kadar oksigen dalam darah, karbon dioksida, dan pH juga dirasakan pada dinding arteri di kemoreseptor perifer pada dinding aorta dan karotid. Informasi ini dilewatkan melalui saraf vagus dan glosofaring ke pusat-pusat pernapasan. Karbon dioksida tinggi, pH asam, atau oksigen rendah menstimulasi sentra pernapasan. Keinginan untuk bernapas juga dipengaruhi oleh reseptor peregangan paru-paru yang ketika diaktifkan mencegah paru-paru mengalami overinflasi dengan mengirimkan informasi ke sentra pernapasan melalui saraf vagus.

Hipotalamus di diencephalon, terlibat dalam mengatur banyak fungsi tubuh. Fungsi tersebut termasuk regulasi neuroendokrin, pengaturan ritme sirkadian, pengendalian sistem saraf otonom, dan pengaturan cairan dan asupan makanan. Ritme sirkadian dikendalikan oleh dua kelompok sel utama di hipotalamus. Ritme sirkadian mengatur contoh tidur. Tidur yaitu kebutuhan penting bagi badan dan otak yang memungkinkan penutupan dan istirahat sistem tubuh. Ada juga temuan yang menawarkan bahwa penumpukan racun harian di otak dihilangkan selama tidur. Saat terjaga, otak mengonsumsi seperlima dari kebutuhan energi tubuh. Tidur mengurangi penggunaan energi tersebut dan memberi waktu untuk pemulihan ATP yang memberi energi. Kurang tidur menimbulkan gejala-gejala menyerupai kekurangan energi yang menciptakan kantuk dan imbas lain.

Hipotalamus lateral mengandung neuron orexinergic yang mengendalikan nafsu makan dan gairah melalui proyeksinya ke sistem aktivasi retikuler. Hipotalamus mengontrol kelenjar pituitari melalui pelepasan peptida menyerupai oksitosin, vasopresin, dan dopamin ke median eminensia. Melalui proyeksi otonom, hipotalamus terlibat dalam mengatur fungsi menyerupai tekanan darah, detak jantung, pernapasan, berkeringat, dan prosedur homeostatik lainnya. Hipotalamus juga berperan dalam regulasi termal, sehingga ketika dirangsang oleh sistem kekebalan badan menghasilkan demam. Hipotalamus dipengaruhi oleh ginjal ketika tekanan darah menurun, renin yang dikeluarkan ginjal menstimulasi kebutuhan untuk minum. Hipotalamus juga mengatur asupan kuliner melalui sinyal otonom dan pelepasan hormon oleh sistem pencernaan.

4. Bahasa

Dahulu, fungsi bahasa dianggap dilokalisasi ke area Wernickle dan area Broca. Sekarang sebagian besar diterima bahwa jaringan yang lebih luas dari tempat kortikal berkontribusi pada fungsi bahasa. Studi perihal bagaimana bahasa direpresentasikan, diproses, dan diperoleh oleh otak disebut neurolinguistik yang merupakan bidang multidisiplin dari ilmu saraf kognitif, linguistik kognitif, dan psikolinguistik.

5. Lateralisasi

Cerebrum (otak besar) mempunyai organisasi kontralateral dengan setiap belahan otak berinteraksi dengan setengah tubuh, dengan sisi kiri otak berinteraksi dengan sisi kanan badan dan sebaliknya. Penyebab perkembangan untuk ini belum pasti. Koneksi motorik dari otak ke sumsum tulang belakang dan koneksi dari sumsum tulang belakang ke otak, keduanya bersilangan di batang otak.

Sisi kiri dan kanan otak tampak simetris, tetapi berfungsi tidak simetris. Contoh, tempat motor di otak penggalan kanan mengendalikan baik ajun maupun tangan kiri. Lobus frontal kiri lebih banyak didominasi untuk bahasa. Jika area tersebut rusak, penderita tidak sanggup berbicara atau mengerti pembicaraan. Sedangkan kalau kerusakan terjadi pada belahan otak kanan, kemampuan berbahasa akan mengalami kerusakan kecil.

Bagian penting dari pemahaman perihal interaksi antar dua belahan otak telah tiba dari orang yang menjalani bedah transeksi corpus callosum untuk mengurangi keparahan kejang epilepsi. Pasien tersebut tidak menawarkan sikap tidak biasa dengan jelas. Namun yang terjadi mereka sanggup berperilaku menyerupai dua orang yang berbeda dalam satu badan yang sama. Misalnya ajun mengambil sesuatu, tangan kiri melepasnya. Ketika pasien ditunjukkan gambar di sisi kanan titik fiksasi visual, ia bisa menggambarkannya secara verbal. Tetapi ketika gambar ditampilkan di sebelah kiri, ia tidak sanggup menggambarkannya.

6. Emosi

Emosi umumnya didefinisikan sebagai proses multikomponen dua langkah yang melibatkan elisitasi, diikuti oleh perasaan psikologis, penilaian, ekspresi, jawaban otonom, dan kecenderungan tindakan. Upaya melokalisasi emosi-emosi dasar ke daerah-daerah otak tertentu telah menjadi kontroversi, dengan beberapa penelitian tidak menemukan bukti untuk lokasi-lokasi spesifik yang sesuai dengan emosi. Amygdala, korteks orbitofrontal, korteks insula anterior dan tengah, dan korteks lateral prefrontal sepertinya terlibat dalam menghasilkan emosi. Sementara bukti yang lebih lemah ditemukan pada area tegmental ventral, ventral pallidium, dan indi accumbens. Bukti lain telah menemukan aktivasi tempat tertentu menyerupai basal ganglia dalam kebahagiaan, korteks cingulate subcallosal dalam kesedihan, dan amygdala dalam ketakutan.

7. Kognisi

Otak berperan dalam kognisi. Otak menjadikan proses kognisi yang tak terhitung jumlahnya. Fungsi kognisi lebih tinggi berasal dari set fungsi direktur yang merupakan kelompok proses kognitif yang memungkinkan kontrol kognitif sikap menyerupai memilih, memantau perilaku, dan memfasilitasi pencapaian tujuan yang dipilih. Fungsi direktur termasuk kemampuan untuk menyaring informasi dan menghilangkan rangsangan yang tidak relevan dengan kontrol perhatian dan penghambatan kognitif, kemampuan untuk memproses dan memanipulasi informasi yang disimpan dalam memori kerja, kemampuan untuk memikirkan perihal banyak sekali konsep secara bersamaan dan beralih kiprah secara fleksibel, kemampuan menghambat impuls dan respon dengan kontrol penghambatan, dan kemampuan untuk menentukan relevansi informasi atau kelayakan tindakan. Fungsi direktur tingkat tinggi memerlukan penggunaan dari beberapa fungsi dasar direktur secara simultan termasuk pikiran sehat dan pemecahan masalah.

Korteks prefrontal berperan penting dalam mediasi fungsi eksekutif. Neuroimaging selama tes neuropsikologi fungsi eksekutif, telah menemukan pematangan korteks prefrontal berafiliasi dengan fungsi direktur pada anak-anak.

LihatTutupKomentar