Membahas mengenai simbol, berdasarkan penulis bukanlah sebuah kasus yang sulit. Pasalnya simbol, setiap harinya telah kita temui dalam kehidupan ini, didunia yang sarat akan simbol. Diri insan dimanapun ia berada, tidak akan pernah terlepas dari yang namanya simbol. Saat kita tertidur, terbangun dan melaksanakan kegiatan hingga kembali lagi, hidup kita akan terus bantu-membantu dengan simbol dan bahkan diri kita, merupakan sebuah simbol terhadap simbol-simbol lainnya.
Memang, pernyataan penulis teramat memusingkan dan juga membingunkan untuk kita pahami. Ketika kita bantu-membantu berpikir dan memahami, segala suatu bentuk mengenai simbol maka tentu kita akan sadar bahwa dunia ini yaitu rangkaian sebuah simbol yang tersusun rapi.
Bahkan, perlu kita ketahui secara bersama-sama, simbol telah hadir sebelum insan diciptakan dari bumi ini. Simbol-simbol tersebut telah ada, dan kehadiran simbol tersebut semakin diperkuat dengan hadirnya manusia.
Manusia menawarkan sebuah simbol yang lebih utuh dan kompleks. Ketika bumi dalam literatur ataupun alam semesta ini, merupakan kepingan dari simbol yang telah tercipta dan terbentuk sebelum insan pertama yakni adam.
Alam semesta tersebut, terdiri atas bermacam-macam simbol dalam menyederhanakan sebuah objek atau benda-benda tersebut. Penyederhanaan objek tersebut, tentu tidak hanya sanggup dilakukan oleh manusia, yang sebelum insan pertama. Terdapat banyak sekali makhluk hidup yang lebih dahulu menempati alam semesta ini atau terkhusus bumi ini.
Siapkan Pikiran Kritis Anda Sebelum Melanjutkan Membaca
Hadirnya manusia, barulah proses simbolisasi sebagai bentuk penyederhanaan dan juga penamaan akan objek yang telah ada untuk dipahami lebih mendalam. Simbol yang dianalogikan sebagai bayangan dari objek tersebut, sekarang lebih tersubsimbolisasi sesuai dengan banyak sekali purwarupa atau perkembangan benda ataupun objek disekitar manusia.
Bahkan, sanggup kita katakan bahwa setiap objek yang ada di sekitar kita, merupakan sebuah simbol. Kata "Objek" pula yaitu berupa simbol. Begitupula dengan "Kata-kata" yang penulis tuliskan, tidak lepas dari sebuah simbol.
Menyentuh kepada manusia, kata "manusia" juga merupakan simbol. Menyangkut seluruh hal-hal internal atau kepingan dalam insan juga merupakan simbol. Contoh-contoh simbol dalam diri insan menyerupai "nama anda" atau nama yang anda gunakan, merupakan simbol. Seluruh nama-nama insan dan juga bentuk menawarkan sebuah kata umum contohnya, "ibu", "ayah", "kakek", "nenek", juga merupakan simbol.
Hingga dalam pengantar pembahasan ini, penulis bertanya kepada teman-teman. "Jika Begitu, Yang Manakah di Alam Semesta ini atau di Bumi Yang Tidak Memiliki Simbol atau Tidak Bersimbol?.
Pertanyaan ini, semakin sulit untuk kita jawab. Termasuk penulis sendiri. Menjawab pertanyaan demikian, semakin memusingkan pikiran kita yang bukan simbol.
Mengapa?
Sederhana, tersirat dibenak penulis perihal sebuah balasan yakni yang tidak terlihat dan yang tidak sanggup dijangkau oleh pikiran insan atau makhluk hidup apapun.
Pernyataan penulis, tentu menciptakan kita untuk sanggup menenangkan pikiran sejenak terhadap kepusingan akan pertanyaan ini. Namun, sejenak kemudian, pergolakan pikiran penulis kembali berhembus untuk membantahkan hal tersebut.
Mengapa? dan Bagaimana?
Manusia yaitu bentuk pertolongan simbol dan sebagai penyederhanaan sebuah simbol yang banyak dipahami oleh masyarakat umum, untuk hal ini penulis setuju.
Berbagai pertolongan simbol dan juga penyederhaan simbol, tidak lepas dari indra atau alat-alat yang berada atau yang difungsikan insan untuk melihat dan memikirkan objek atau hal apapun itu.
Beberapa alat-alat pengetahuan atau yang disebut dengan instrumen pengetahuan menyerupai indra, perasaan (wahmi), khayal, dan akal. Hal ini, merupakan alat yang dipakai untuk menawarkan sebuah simbol dan juga sebagai penyederhanaannya.
Lalu, bisakah insan memakai alat-alat tersebut terhadap benda yang tidak terlihat?.. Tentu, beberapa dari kita akan menyampaikan "Tidak" "karena tidak sanggup dilihat".
Penulis memahami kewajaran tersebut, namun ketika pertanyaan ini menyangkut mengenai suatu keyakinan yang kita anut, yang ternyata tidak sanggup kita lihat, rasakan, raba ataupun alat-alat pengetahuan kita untuk mengetahui benda atau sesuatu itu yang tidak terlihat bisa kita simbolkan!.
Padahal, banyak sekali keyakinan dan kepercayaan ataupun agama-agama yang terbesar didunia, mempunyai bentuk kebercayaan yang tersimbolkan namun tidak sanggup dilihat dan dijangkau.
Jika sudah begini, apakah proses pertolongan simbol yang dilakukan insan ini keliru, atau memang sesuatu yang diberikan simbol tersebut memang tidaklah harus diberikan simbol !..
Ketika tidak harus diberikan simbol, yang mana simbol sebagai bentuk untuk memahamkan atau menawarkan pengetahuan atau untuk kita yakini, maka sanggup dikatakan untuk apa diyakini?.. sebab sanggup dikatakan juga itu hanyalah sia-sia. Atau paling mengenaskan, sanggup juga dikatakan bahwa simbol-simbol perihal agama dan keyakinan tersebut atau yang tidak terlihat hanyalah mengada-ngada dan tidak patut untuk diikuti atau dianut.
Maka sanggup dikatakan bahwa selama ini apa yang kita lakukan dalam bentuk kepercayaan, keyakinan dan agama yang kita anut. Dalam sebuah justifikasi atau pertolongan kesimpulan adalah:
Terlihat, pembahasan mengenai simbol semakin seru untuk kita kaji bersama-sama. Bagi teman-teman yang membaca pengantar ini, tentu akan memahami perkataan besar yang penulis tuliskan dari banyak sekali pengantar diatas sebelumnya.
Istirahat Sejenak
Mari kita kembali memulai kasus simbol yang semakin rumit dan sulit ini. Penulis juga sekarang telah semakin gusar dan pusing untuk mengarahkan pembahasan ini, dimana penulis sanggup dikatakan juga terpengaruh dengan alur pengantar yang dimana penulis sendiri yang membuatnya.
Berpikir Lebih Kritis
Penulis juga hingga ketika ini belum mempunyai balasan akan hal tersebut dalam menyelesaikannya. Namun, ada beberapa hal yang bisa untuk menjadi pertimbangan teman-teman terkait kasus simbol.
Dari awal penulis telah menyampaikan bahwa setiap apapun itu yaitu simbol dan juga simbol. Mau dari dari sekitar kita, dan juga kata-kata yang penulis tulis. Namun, kembali ke kasus yang tidak terlihat. Terlepas dari bentuk-bentuk simbol yang dipakai yang menyakut khusus soal sesuatu yang dianutnya, "Ketidakadaan, tidak terlihat, dan tidak sanggup dijangkau" hal tersebut merupakan sebuah simbol.
Simbol bahwa hal tersebut tidak terlihat. Tidak hanya itu, lebih dalam lagi dimana simbol-simbol tidak hanya dalam bentuk penyebutan nama atapun apapun itu terhadap sesuatu. Simbol juga sanggup berupa gejala atau fenomena dan proses penciptaan alam semesta ini, merupakan sebuah simbol.
Pikiran kita, sebagai insan atau beberapa dari kita hanya terlena dengan kasus simbol yang berupa "kata, gambar, atau yang berbentuk".
Perlu kita ketahui pula bahwa simbol hanyalah kain yang menutup sesuatu yang mestinya.
Contohnya: Orang itu berjulukan Ronaldo, siapakah ronaldo itu?..
Coba Tebak, manakah simbol dan yang bukan simbol?
Menjawab hal ini, mulai dari umum ke khusus.
Bilamana dimulai dari yang umum, maka nama Ronaldo yaitu sebuah simbol untuk orang tersebut.
Kemudian, siapakah ronaldo? Menjelaskan bahwa siapakah dibalik simbol Ronaldo itu?..
Pertanyaan ini yaitu bukti bahwa simbol hanya kain. Namun tidak hanya hingga disitu.
Dibalik ronaldo (orang itu) mempunyai sikap dan perilaku. Sikap dan sikap orang itu (orang berjulukan ronaldo) juga merupakan simbol. Sikap dan sikap tersebut digambarkan dalam sebuah simbol, menyerupai baik dlll.
Jika ada komentar terkait simbol ini, komentar dalam situs dinonaktifkan dan caranya hanya dengan membagikan di social media anda khususnya facebook kemudian tuliskan keluh kesah atau perasaan anda sesudah membaca info ini. Sedangkan info umum mengenai simbol terkait judul yang kita angkat pada kali ini sanggup teman-teman lihat dibawah ini...
Memang, pernyataan penulis teramat memusingkan dan juga membingunkan untuk kita pahami. Ketika kita bantu-membantu berpikir dan memahami, segala suatu bentuk mengenai simbol maka tentu kita akan sadar bahwa dunia ini yaitu rangkaian sebuah simbol yang tersusun rapi.
Bahkan, perlu kita ketahui secara bersama-sama, simbol telah hadir sebelum insan diciptakan dari bumi ini. Simbol-simbol tersebut telah ada, dan kehadiran simbol tersebut semakin diperkuat dengan hadirnya manusia.
Manusia menawarkan sebuah simbol yang lebih utuh dan kompleks. Ketika bumi dalam literatur ataupun alam semesta ini, merupakan kepingan dari simbol yang telah tercipta dan terbentuk sebelum insan pertama yakni adam.
Alam semesta tersebut, terdiri atas bermacam-macam simbol dalam menyederhanakan sebuah objek atau benda-benda tersebut. Penyederhanaan objek tersebut, tentu tidak hanya sanggup dilakukan oleh manusia, yang sebelum insan pertama. Terdapat banyak sekali makhluk hidup yang lebih dahulu menempati alam semesta ini atau terkhusus bumi ini.
Siapkan Pikiran Kritis Anda Sebelum Melanjutkan Membaca
Hadirnya manusia, barulah proses simbolisasi sebagai bentuk penyederhanaan dan juga penamaan akan objek yang telah ada untuk dipahami lebih mendalam. Simbol yang dianalogikan sebagai bayangan dari objek tersebut, sekarang lebih tersubsimbolisasi sesuai dengan banyak sekali purwarupa atau perkembangan benda ataupun objek disekitar manusia.
Bahkan, sanggup kita katakan bahwa setiap objek yang ada di sekitar kita, merupakan sebuah simbol. Kata "Objek" pula yaitu berupa simbol. Begitupula dengan "Kata-kata" yang penulis tuliskan, tidak lepas dari sebuah simbol.
Menyentuh kepada manusia, kata "manusia" juga merupakan simbol. Menyangkut seluruh hal-hal internal atau kepingan dalam insan juga merupakan simbol. Contoh-contoh simbol dalam diri insan menyerupai "nama anda" atau nama yang anda gunakan, merupakan simbol. Seluruh nama-nama insan dan juga bentuk menawarkan sebuah kata umum contohnya, "ibu", "ayah", "kakek", "nenek", juga merupakan simbol.
Hingga dalam pengantar pembahasan ini, penulis bertanya kepada teman-teman. "Jika Begitu, Yang Manakah di Alam Semesta ini atau di Bumi Yang Tidak Memiliki Simbol atau Tidak Bersimbol?.
Pertanyaan ini, semakin sulit untuk kita jawab. Termasuk penulis sendiri. Menjawab pertanyaan demikian, semakin memusingkan pikiran kita yang bukan simbol.
Mengapa?
Sederhana, tersirat dibenak penulis perihal sebuah balasan yakni yang tidak terlihat dan yang tidak sanggup dijangkau oleh pikiran insan atau makhluk hidup apapun.
Pernyataan penulis, tentu menciptakan kita untuk sanggup menenangkan pikiran sejenak terhadap kepusingan akan pertanyaan ini. Namun, sejenak kemudian, pergolakan pikiran penulis kembali berhembus untuk membantahkan hal tersebut.
Mengapa? dan Bagaimana?
Manusia yaitu bentuk pertolongan simbol dan sebagai penyederhanaan sebuah simbol yang banyak dipahami oleh masyarakat umum, untuk hal ini penulis setuju.
Berbagai pertolongan simbol dan juga penyederhaan simbol, tidak lepas dari indra atau alat-alat yang berada atau yang difungsikan insan untuk melihat dan memikirkan objek atau hal apapun itu.
Beberapa alat-alat pengetahuan atau yang disebut dengan instrumen pengetahuan menyerupai indra, perasaan (wahmi), khayal, dan akal. Hal ini, merupakan alat yang dipakai untuk menawarkan sebuah simbol dan juga sebagai penyederhanaannya.
Lalu, bisakah insan memakai alat-alat tersebut terhadap benda yang tidak terlihat?.. Tentu, beberapa dari kita akan menyampaikan "Tidak" "karena tidak sanggup dilihat".
Penulis memahami kewajaran tersebut, namun ketika pertanyaan ini menyangkut mengenai suatu keyakinan yang kita anut, yang ternyata tidak sanggup kita lihat, rasakan, raba ataupun alat-alat pengetahuan kita untuk mengetahui benda atau sesuatu itu yang tidak terlihat bisa kita simbolkan!.
Padahal, banyak sekali keyakinan dan kepercayaan ataupun agama-agama yang terbesar didunia, mempunyai bentuk kebercayaan yang tersimbolkan namun tidak sanggup dilihat dan dijangkau.
Jika sudah begini, apakah proses pertolongan simbol yang dilakukan insan ini keliru, atau memang sesuatu yang diberikan simbol tersebut memang tidaklah harus diberikan simbol !..
Ketika tidak harus diberikan simbol, yang mana simbol sebagai bentuk untuk memahamkan atau menawarkan pengetahuan atau untuk kita yakini, maka sanggup dikatakan untuk apa diyakini?.. sebab sanggup dikatakan juga itu hanyalah sia-sia. Atau paling mengenaskan, sanggup juga dikatakan bahwa simbol-simbol perihal agama dan keyakinan tersebut atau yang tidak terlihat hanyalah mengada-ngada dan tidak patut untuk diikuti atau dianut.
Maka sanggup dikatakan bahwa selama ini apa yang kita lakukan dalam bentuk kepercayaan, keyakinan dan agama yang kita anut. Dalam sebuah justifikasi atau pertolongan kesimpulan adalah:
"LEPAS KEYAKINAN DAN AGAMA ANDA YANG TIDAK MAMPU ANDA LIHAT DAN JANGKAU"
Istirahat Sejenak
Mari kita kembali memulai kasus simbol yang semakin rumit dan sulit ini. Penulis juga sekarang telah semakin gusar dan pusing untuk mengarahkan pembahasan ini, dimana penulis sanggup dikatakan juga terpengaruh dengan alur pengantar yang dimana penulis sendiri yang membuatnya.
Berpikir Lebih Kritis
Penulis juga hingga ketika ini belum mempunyai balasan akan hal tersebut dalam menyelesaikannya. Namun, ada beberapa hal yang bisa untuk menjadi pertimbangan teman-teman terkait kasus simbol.
Dari awal penulis telah menyampaikan bahwa setiap apapun itu yaitu simbol dan juga simbol. Mau dari dari sekitar kita, dan juga kata-kata yang penulis tulis. Namun, kembali ke kasus yang tidak terlihat. Terlepas dari bentuk-bentuk simbol yang dipakai yang menyakut khusus soal sesuatu yang dianutnya, "Ketidakadaan, tidak terlihat, dan tidak sanggup dijangkau" hal tersebut merupakan sebuah simbol.
Simbol bahwa hal tersebut tidak terlihat. Tidak hanya itu, lebih dalam lagi dimana simbol-simbol tidak hanya dalam bentuk penyebutan nama atapun apapun itu terhadap sesuatu. Simbol juga sanggup berupa gejala atau fenomena dan proses penciptaan alam semesta ini, merupakan sebuah simbol.
Pikiran kita, sebagai insan atau beberapa dari kita hanya terlena dengan kasus simbol yang berupa "kata, gambar, atau yang berbentuk".
Perlu kita ketahui pula bahwa simbol hanyalah kain yang menutup sesuatu yang mestinya.
Contohnya: Orang itu berjulukan Ronaldo, siapakah ronaldo itu?..
Coba Tebak, manakah simbol dan yang bukan simbol?
Menjawab hal ini, mulai dari umum ke khusus.
Bilamana dimulai dari yang umum, maka nama Ronaldo yaitu sebuah simbol untuk orang tersebut.
Kemudian, siapakah ronaldo? Menjelaskan bahwa siapakah dibalik simbol Ronaldo itu?..
Pertanyaan ini yaitu bukti bahwa simbol hanya kain. Namun tidak hanya hingga disitu.
Dibalik ronaldo (orang itu) mempunyai sikap dan perilaku. Sikap dan sikap orang itu (orang berjulukan ronaldo) juga merupakan simbol. Sikap dan sikap tersebut digambarkan dalam sebuah simbol, menyerupai baik dlll.
Jika ada komentar terkait simbol ini, komentar dalam situs dinonaktifkan dan caranya hanya dengan membagikan di social media anda khususnya facebook kemudian tuliskan keluh kesah atau perasaan anda sesudah membaca info ini. Sedangkan info umum mengenai simbol terkait judul yang kita angkat pada kali ini sanggup teman-teman lihat dibawah ini...
Pengertian Simbol: Apa itu Simbol?
Secara etimologi, pengertian simbol berasal berasal dari istilah bahasa Yunani yakni Symboion dari Syimballo yang berari menarik kesimpulan berarti kesan. Secara terminologi, pengertian simbol adalah sarana atau media untu menciptakan dan juga memberikan pesan, menyusun sistem epistemologi dan menyangkut soal keyakinan yang dianut (Sujono S, 2001: 187). Pengertian simbol tidak lepas dari ingatan insan secara tidak pribadi bahwa insan niscaya akan mengetahui apa yang disebut dengan simbol. Tidak hanya itu, biasanya simbol didefinisikan sebagai suatu lambang yang dipakai sebagai pengirim pesan atau keyakinan yang telah dianutnya dan juga mempunyai makna tertentu.
Arti simbol sering terbatas pada tanda yang konvensionalnya, yakni sesuatu yang dibangun oleh masyarakat ataupun individu yang mempunyai arti tertentu yang disepakati bersama atau anggota masyarakat.
Dalam kehidupan sehari-hari insan juga biasa membicarakan mengenai simbol. Begitu juga kepada kehidupan insan yang mustahil tidak berurusan dengan suatu hasil kebudayaan. Namun, setiap harinya orang sanggup melihat, mempergunakan dan bahkan setiap orang adakala merusak kebudayaan tersebut.
Padahal, kebudayaan sebagai hasil ciptaan insan selaku anggota masyarakat yang bersumber dari masyarakat dan tidak ada kebudayaan tanpa masyarakat, jadi masyarakat mempunyai tugas besar sebagai kawasan dan mendukung hadirnya suatu kebudayaan tersebut.
Seperti, pada masyarakat Jawa yang mempunyai kebudayaan dengan ciri khas yang merupakan kepingan dari simbolisasi masyarakat jawa. Sedangkan teladan simbol dalam kehidupan sehari-hari yang berfungsi sebagai kawasan media dalam memberikan pesan, menyusun epistemologi dan keyakinan yang dianutnya.
Namun tidak berhenti di situ saja, simbol bagi masyarakat jawa justru telah menjadi teladan yang terbuka hadirnya kawasan sehingga kebenaran sebetulnya sanggup menjadi kabur (Herusatoto B, 2001: 7).
Simbol juga sanggup diartikan sebagai berikut.
Namun tidak berhenti di situ saja, simbol bagi masyarakat jawa justru telah menjadi teladan yang terbuka hadirnya kawasan sehingga kebenaran sebetulnya sanggup menjadi kabur (Herusatoto B, 2001: 7).
Simbol juga sanggup diartikan sebagai berikut.
- Simbol yaitu tanda yang terlihat untuk menggantikan gagasan ataupun objek.
- Sombol yaitu kata, tanda ataupun arahan dalam mewakili sesuatu contohnya arti, kualitas, objek, abstraksi, dan gagasan.
- Simbol yaitu arti dari kesepakatan bersama
- Simbol biasa diartikan secara terbatas sebagai tanda yang konvensional, sesuatu yang dibangun oleh masyarakat ataupun individu dengan arti tertentu yang kurang lebih standar dan disepakati ataupun dipakai anggota masyarakat tersendiri.
Dalam fakta sejarah pemikiran, istilah simbol mempunyai dua arti yang bermacam-macam dalam pemikiran terlebih menyangkut soal keagamaan. Arti simbol dalam praktek keagamaan dianggap sebagai citra yang sanggup dilihat dari kenyataan tidak terang dengan sistem pemikiran logis dan juga ilmiah (Loren Bagus, 2005: 1007).
Menurut Herbert Blummer (1962) seorang tokoh modern dari teori interaksionisme simbolik menjelaskan bahwa pengertian simbol berdasarkan Blummer dalam istilah interaksionisme simbolik yang mengartikan bahwa simbol merupakan sifat khas insan untuk berinteraksi melalui simbol.
Selain itu, simbol merupakan ciri khas bahwa insan menjerjemahkan dan saling mendefinisikan tindakannya. Bukan sekedar reaksi dari tindakan seseorang terhadap orang lain.
Selain itu, simbol merupakan ciri khas bahwa insan menjerjemahkan dan saling mendefinisikan tindakannya. Bukan sekedar reaksi dari tindakan seseorang terhadap orang lain.
Fungsi Simbol
Manusia sebagai makhluk yang dalam perjalanannya telah mengenal simbol, memakai simbol demi tujuan mengungkapkan siapa dirinya. Manusia menjalani hidupnya mustahil sendirian melainkan secara berkelompok atau yang disebut dengan masyarakat.
Manusia sebagai kepingan anggota dalam masyarakat, sering kali memakai simbol dalam memahami bentuk suatu interaksinya. Olehnya itu, simbol mempunyai fungsi atau tugas penting dalam bentuk komunikasi antar insan (Faridatul Wasimah. 2012: 26). Adapun fungsi simbol tersebut yaitu sebagai berikut..
Manusia sebagai kepingan anggota dalam masyarakat, sering kali memakai simbol dalam memahami bentuk suatu interaksinya. Olehnya itu, simbol mempunyai fungsi atau tugas penting dalam bentuk komunikasi antar insan (Faridatul Wasimah. 2012: 26). Adapun fungsi simbol tersebut yaitu sebagai berikut..
- Simbol memungkinkan insan untuk bekerjasama dengan dunia material dan juga sosial dengan membolehkan mereka untuk memberi nama, kategori, dan dalam mengingat banyak sekali objek yang mereka temui di manapun dan kapanpun.
- Simbol berfungsi menyempurnakan insan dalam memahami suatu lingkungannya.
- Simbol menyempurnakan kemampuan insan untuk berpikir. Arti berpikir dianggap sebagai interaksi simboli dengan diri sendiri.
- Simbol meningkatkan kemampuan insan dalam memecahkan suatu persoalan. Sedangkan insan sanggup berpikir, dengan memfungsikan simbol-simbol sebelum melaksanakan suatu bentuk pilihan dalam melaksanakan sesuatu.
- Penggunaan simbol memungkinkan setiap insan untuk bertransendensi dari segi waktu, kawasan dan mereka sendiri. Simbol tersebut sanggup membayangkan hidup dimasa lampua ataupun akan datang. Dapat membayangkan perihal diri sendiri berdasarkan pandangan orang lain.
- Simbol-smboml tersebut memungkinkan insan sanggup membayangkan suatu kenyataan metafisis contohnya nirwana dan juga neraka.
- Simbol-simbol tersebut memungkinkan insan supaya tidak diperbudak oleh lingkungannya. Mereka sanggup lebih aktif ketimbang pasif dalam mengarahkan dirinya kepada sesuatu yang mereka perbuat.
Demikianlah info mengenai simbol. Semoga info ini sanggup menambah pengetahuan kita dalam memaknai simbol sebagaimana mestinya. Agar kita lebih peka terhadap segala sesuatu, terhadap gejala yang berada di sekitar kita. Sekian dan terima kasih. Salam Berbagi Teman-Teman.
Referensi Simbol:
- Raho, Bernard. 2007. Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Prestasi Pustaka. hlm: 110.
- Wasimah, Faridatul. 2012. Makna Simbol Tradisi Mudun Lemah. Skripsi, UINSA. hlm: 25.
- Bagus, L. 2005. Kamus Filsafat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. hlm: 1007.
- Herusatoto, Budiono. 2001. Simbolisme dalam Budaya Jawa. Yogyakarta: hanindita Graha Widia. hlm: 7.