Pengukuran adalah membandingkan sejenis yang ditetapkan sebagai satuan. Pengukuran selalu berhubungan dengan besaran dan satuan. Kegiatan mengukur memerlukan alat yang digunakan sebagai pembanding dalam pengukuran. Alat yang digunakan untuk mengukur disebut alat ukur. Alat ukur ( measuring tool ) adalah alat yang digunakan untuk mengetahui besaran baik itu besaran ukuruan dimensi dan kondisi suatu fisik suatu komponen. Alat ukur dipergunakan untuk mengukur secara presisi,yang diperlukan dalam melakukan pekerjaan pemeliharaan dan perbaikan otomotof khusunya dan peralatan teknik atau pekerjaan logam lainnya.
Ada berbagai macam alat ukur mulai dari yang tradisional seperti depa, lengan, jengkal, hingga yang modern. Masing-masing punya tingkat ketelitian masing-masing. Tidak bisa dipungkiri alat ukur yang ada sangat membantu pekerjaan manusia. Dalam berdagang ada timbangan untuk menakar berat, seorang tukang kayu menggunakan penggaris siku, teknisi listrik menggunakan multimeter, dokter menggunakan termometer, dan masih banyak lagi. Saking banyaknya, untuk mengukur besaran pokok panjang saja kita bisa menggunakanbanyak alat ukur. Kita bisa menggunakan penggaris, jika ingin lebih presisi kita bisa menggunakan jangka sorong atau mikrometer sekrup.
Berdasarkan sifatnya, pengukuran dapat dibedakan menjadi beberapa macam,yaitu sebagai berikut :
1. Pengukuran langsung
Pengukuran langsung yaitu pengukuran dengan menggunakan alat ukur langsung,dan hasil pengukurannya da[at langsung dibaca pada alat ukur tersebut.
Contoh : Micrometer,jangka sorong,mistar ukru dan sebagainya.
2. Pengukuran tak langsung
Pengukuran tak langsung yaitu pengukuran dengan enggunakan alat ukur tidak langsung,alat ukur jenis pembanding atau pembantu dan standar.Hasil pengukuran diukur oleh alat ukur langsung.
3. Pengukuran dengan kaliber batas
Pengukuran dengan kaliber batas ( limit gauge ) yaitu pengukuran menggunakan alat ukur batas /kaliber.Pengukuran ini tidak menentukan ukuran dimensi dengan pasti,melainkan hanya menunjukan apakah dimensi tersebut terletak di dalaml atau di luar daerah toleransi.Cara pengukuran seperti ini dimaksudkan untuk mempercepat pemeriksaan atas produksi masal,dan alat ukur yang digunakan adalah jenis kaliber GO dan NO GO gauges.
4. Pengukuran dengan cara membandingkan
Pengukuran dengan cara ini tidak menentukan dimensi ataupun toleransi suatu benda ukur secara langsung.Pengukuran dengan cara uni menggunakan perbandingan dengan bentuk standar misalnya unutk pengecekan atau pemeriksaan bentuk konis.
Ada berbagai macam alat ukur mulai dari yang tradisional seperti depa, lengan, jengkal, hingga yang modern. Masing-masing punya tingkat ketelitian masing-masing. Tidak bisa dipungkiri alat ukur yang ada sangat membantu pekerjaan manusia. Dalam berdagang ada timbangan untuk menakar berat, seorang tukang kayu menggunakan penggaris siku, teknisi listrik menggunakan multimeter, dokter menggunakan termometer, dan masih banyak lagi. Saking banyaknya, untuk mengukur besaran pokok panjang saja kita bisa menggunakanbanyak alat ukur. Kita bisa menggunakan penggaris, jika ingin lebih presisi kita bisa menggunakan jangka sorong atau mikrometer sekrup.
Berdasarkan sifatnya, pengukuran dapat dibedakan menjadi beberapa macam,yaitu sebagai berikut :
1. Pengukuran langsung
Pengukuran langsung yaitu pengukuran dengan menggunakan alat ukur langsung,dan hasil pengukurannya da[at langsung dibaca pada alat ukur tersebut.
Contoh : Micrometer,jangka sorong,mistar ukru dan sebagainya.
2. Pengukuran tak langsung
Pengukuran tak langsung yaitu pengukuran dengan enggunakan alat ukur tidak langsung,alat ukur jenis pembanding atau pembantu dan standar.Hasil pengukuran diukur oleh alat ukur langsung.
3. Pengukuran dengan kaliber batas
Pengukuran dengan kaliber batas ( limit gauge ) yaitu pengukuran menggunakan alat ukur batas /kaliber.Pengukuran ini tidak menentukan ukuran dimensi dengan pasti,melainkan hanya menunjukan apakah dimensi tersebut terletak di dalaml atau di luar daerah toleransi.Cara pengukuran seperti ini dimaksudkan untuk mempercepat pemeriksaan atas produksi masal,dan alat ukur yang digunakan adalah jenis kaliber GO dan NO GO gauges.
4. Pengukuran dengan cara membandingkan
Pengukuran dengan cara ini tidak menentukan dimensi ataupun toleransi suatu benda ukur secara langsung.Pengukuran dengan cara uni menggunakan perbandingan dengan bentuk standar misalnya unutk pengecekan atau pemeriksaan bentuk konis.
1. Mistar
Mistar ukur adalah alat ukur untuk mengetahui nilai panjang, lebar, tinggi/ketebalan, dan kedalaman. Alat ini berbentuk pipih lurus dilengkapi dengan satuan ukuran metrik dan imperial. Mistar dengan satuan metrik berbasis pada satuan milimeter dan setengah milimeter, sedangkan mistar satuan imperial berbasis pada satuan inchi dengan pembagian 16, 32, atau 64 bagian. Jika dibagi dalam 16 bagian artinya harga satuan terkecil adalah 1/6", jika dibagi dalam 32 bagian maka satuan terkecil sama dengan 1/32" sedangkan jika dibagi dalam 64 bagian berarti satuan terkecil adalah 1/64".
Mistar ukur terbuat dari logam (baja atau aluminium), plastik, formika, atau kayu. Untuk kerja bangku umumnya terbuat dari baja.Satu sisi mistar diberi satuan ukuran metrik dan sisi lain diberi satuan ukuran imperial, namun ada mistar yang hanya mencantumkan satu sistem ukuran pada salah satu sisinya, misalnya hanya metrik atau imperial. Panjang mistar antara 10 cm s.d. 1 meter, namun yang biasa digunakan di bengkel kerja bangku adalah mistar berskala ukur ganda dengan panjang 30 cm atau 12" (1foot). Bila diperlukan yang lebih panjang, tersedia pula mistar lipat dan mistar gulung (rol mistar).
Model mistar baja berskala ganda (metrik dan imperial) |
Tabel Konversi imperial ke metrik
1/16" | = 1,6 mm | |
2/16" | = 1/8" | = 3,2 mm |
3/16" | = 4,8 mm | |
4/16" | = 6,35 mm | |
5/16" | = 8 mm | |
6/16" | = 3/8" | = 9,5 mm |
7/16" | = 11,1 mm | |
8/16" | = 1/2" | = 12,7 mm |
9/16" | = 14,3 mm | |
10/16" | = 5/8" | = 15,9 mm |
11/16" | = 17,5 mm | |
12/16" | = 3/4" | = 19,05 mm |
13/16" | = 20,6 mm | |
14/16" | = 7/8" | = 22,2 mm |
15/16" | = 23,8 mm | |
16/16" | = 1" | = 25,4 mm |
2. Mistar Lipat
Alat ukur ini dapat dilipat karena dilengkapi dengan sambungan pada setiap panjang tertentu, lipatan ini dinamakan bilah ukur. Meteran dengan jarak lipatan 10 cm akan terdapat 10 bilah ukur, sedangkan jarak lipatan 20 cm akan terdapat 5 bilah ukur. Bahan meteran terbuat dari baja, aluminium, plastik, formika atau kayu.Sistem ukuran biasanya dipakai ke duanya (metrik dan imperial) tetapi tidak menutup kemungkinan hanya mencantumkan salah satu sistem ukuran.
3. Mistar Gulung (Rol Meter)
Dalam perkembangannya, meteran dibuat lebih panjang dari satu meter, bahkan ada yang sampai 100 m. Meteran semacam ini terbuat dari bahan serat nylon, kain, kulit atau lembaran plat baja tipis sehingga dapat digulung pada sebuah selubung, oleh karena itu dinamakan mistar/meteran gulung. Panjang meteran gulung yang terbuat dari plat baja antara 2 s.d. 10 m, meteran ini mempunyai konstruksi khusus yang dapat menggulung kembali secara otomatis, sedangkan meteran gulung kain/kulit panjangnya bisa mencapai 100 m tetapi tidak dapat menggulung secara otomatis.
4. Jangka Sorong
Jangka sorong adalah alat ukur yang ketelitiannya dapat mencapai seperseratus milimeter.Umumnya terbuat dari baja tahan karat.Terdiri dari dua bagian, bagian diam memuat skala ukur utama dalam sistem matrik dan imperial, dan bagian bergerak memuat skala ukur pembagi.Pembacaan hasil pengukuran sangat bergantung pada keahlian dan ketelitian pengguna maupun alat. Sebagian buatan terbaru sudah dilengkapi dengan display digital. Pada versi analog, umumnya tingkat ketelitian adalah 0.05 mm (19 mm dalam skala utama dibagi dalam 20 bagian dalam skala pembagi) untuk jangka sorong dibawah 30cm, dan 0.01 untuk yang di atas 30cm.
Keterangan Gambar:
- Pengukur ukuran luar
- Pengukur ukuran dalam
- Pengukur ukuran kedalaman
- Skala utama dalam Cm (metrik)
- Skala utama dalam Inchi (imperial)
- Skala geser (vernier/nonius) untuk sistem metrik
- Skala geser (vernier/nonius) untuk sistem imperial
- Kunci penahan balok geser
5. Busur Derajat (Protractor)
Busur derajat adalah alat yang dapat untuk mengukur dan membentuk sudut antara dua bidang permukaan benda kerja yang saling bertemu.Protractor sederhana biasanya terdiri dari cakram pipih separuh lingkaran berskala mulai dari 0o sampai dengan 180odan bilah putar.
6. Pengukur Tinggi (Hight Gauge)
Height gauge adalah sebuah alat pengukuran yang berfungsi mengukur tinggi benda terhadap suatu bidang acuan atau bisa juga untuk memberikan tanda goresan secara berulang terhadap benda kerja sebagai acuan dalam proses pengerjaan selanjutnya (permesinan). Dengan adanya kemajuan teknologi pengukur tinggi juga dikembangkan dari analog menjadi digital.
7. Mistar Geser
Mistar geser terdiri dari dua bagian, bagian/bilahberskala ukur, skala ukur biasanya dalam metrik saja sepanjang 20 Cm, sedangkan bagian yang lain (stoper) bertanda strip, dimana posisi strip tersebut berada, disitulah besaran pengukuran diperoleh. Bagian lain adalah mur pengunci untuk mengunci/mengikat kedua bagian mistar setelah diperoleh ukuran yang diinginkan.
8. Penyiku
Penyiku atau siku-siku merupakan salah satu alat pada kerja bangku yang terbuat dari baja yang berfungsi untuk memeriksa ketepatan sudut pada benda kerja.Umumnya penyiku memiliki besaran sudut 90o dan 135o.Ada juga penyiku yang dapat distel (penyiku lipat), penyiku lipat bahkan sudah ada yang dilengkapi dengan layar baca digital.
9. Mal Radius
Mal radius umum diproduksi dalam bentuk set yang terdiri dari beberapa tingkat besaran radius (misalnya R1 – 7 mm) baik untuk pemeriksaan radius luar maupun radius dalam. Mal radius dibuat dari pelat baja perkakas.
10. Jangka Bengkok
Jangka bengkok adalah jangka yang kedua kakinya dibuat melengkung kedalam yang mana pangkal kedua kakinya ada yang diikat secara sesak dengan sebuah poros (keling) dan ada yang pertemuan pangkal kedua kakinya bertumpu pada sebuah poros dan di klem dengan sebuah pegas daun yang melingkar, untuk penyetelan jarak kakinya menggunakan batang berulir dan mur yang dipasang merangkai kedua kakinya. Jangka bengkok terbuat dari baja perkakas dan berfungsi sebagai mal atau untuk mengukur ukuran luar, diantaranya ketebalan benda kerja, diameter luar benda-benda silindris, kesejajaran dua permukaan bidang pada sebuah benda kerja.
11. Jangka Kaki
Jangka kaki adalah jangka yang pada ujung kedua kakinya dibuat bengkok keluar yang mana pangkal kedua kakinya ada yang diikat secara sesak dengan sebuah poros (keling) dan ada yang pertemuan pangkal kedua kakinya bertumpu pada sebuah poros dan di klem dengan sebuah pegas daun yang melingkar, untuk penyetelan jarak kakinya menggunakan batang berulir dan mur yang dipasang merangkai kedua kakinya. Jangka kaki terbuat dari baja perkakas dan berfungsi sebagai mal atau untuk mengukur ukuran dalam, diantaranya diameter lubang, diameter dalam dari pipa, atau celah pada benda kerja.
Height gauge adalah sebuah alat pengukuran yang berfungsi mengukur tinggi benda terhadap suatu bidang acuan atau bisa juga untuk memberikan tanda goresan secara berulang terhadap benda kerja sebagai acuan dalam proses pengerjaan selanjutnya (permesinan). Dengan adanya kemajuan teknologi pengukur tinggi juga dikembangkan dari analog menjadi digital.
Mistar geser terdiri dari dua bagian, bagian/bilahberskala ukur, skala ukur biasanya dalam metrik saja sepanjang 20 Cm, sedangkan bagian yang lain (stoper) bertanda strip, dimana posisi strip tersebut berada, disitulah besaran pengukuran diperoleh. Bagian lain adalah mur pengunci untuk mengunci/mengikat kedua bagian mistar setelah diperoleh ukuran yang diinginkan.
8. Penyiku
Penyiku atau siku-siku merupakan salah satu alat pada kerja bangku yang terbuat dari baja yang berfungsi untuk memeriksa ketepatan sudut pada benda kerja.Umumnya penyiku memiliki besaran sudut 90o dan 135o.Ada juga penyiku yang dapat distel (penyiku lipat), penyiku lipat bahkan sudah ada yang dilengkapi dengan layar baca digital.
Mal radius umum diproduksi dalam bentuk set yang terdiri dari beberapa tingkat besaran radius (misalnya R1 – 7 mm) baik untuk pemeriksaan radius luar maupun radius dalam. Mal radius dibuat dari pelat baja perkakas.
10. Jangka Bengkok
Jangka bengkok adalah jangka yang kedua kakinya dibuat melengkung kedalam yang mana pangkal kedua kakinya ada yang diikat secara sesak dengan sebuah poros (keling) dan ada yang pertemuan pangkal kedua kakinya bertumpu pada sebuah poros dan di klem dengan sebuah pegas daun yang melingkar, untuk penyetelan jarak kakinya menggunakan batang berulir dan mur yang dipasang merangkai kedua kakinya. Jangka bengkok terbuat dari baja perkakas dan berfungsi sebagai mal atau untuk mengukur ukuran luar, diantaranya ketebalan benda kerja, diameter luar benda-benda silindris, kesejajaran dua permukaan bidang pada sebuah benda kerja.
Jangka kaki adalah jangka yang pada ujung kedua kakinya dibuat bengkok keluar yang mana pangkal kedua kakinya ada yang diikat secara sesak dengan sebuah poros (keling) dan ada yang pertemuan pangkal kedua kakinya bertumpu pada sebuah poros dan di klem dengan sebuah pegas daun yang melingkar, untuk penyetelan jarak kakinya menggunakan batang berulir dan mur yang dipasang merangkai kedua kakinya. Jangka kaki terbuat dari baja perkakas dan berfungsi sebagai mal atau untuk mengukur ukuran dalam, diantaranya diameter lubang, diameter dalam dari pipa, atau celah pada benda kerja.